TERJEBAK ARUS GLOBALISASI
Terjadinya perbedaan pola dan sikap
remaja masa sekarang dengan remaja masa dahulu tidak terlepas dari pengaruh
globalisasi. Globalisasi biasanya ditandai dengan tiga hal. Pertama,
perkembangan informasi dan telekomunikasi. Kedua perkembangan teknologi, dan
yang ketiga liberalisasi. Perkembangan telekomunikasi dan informasi yang
seharusnya mempermudah kita untuk menjangkau dunia lebih dekat dan dengan cepat
mendapatkan informasi, malah menjadi boomerang bagi remaja. mereka lebih
mendapatkan informasi yang negative yang dapat merusak kehidupannya.
Perkembangan teknologi yang katanya dapat mempermudah malah menjadi media imitasi
(peniruan) dan edukasi (pendidikan) yang tidak baik.
Ronald Robertson, mengatakan dalam
Globalization, Social Theory and Global Culture, bahwa globalisasi merupakan
karakteristik hubungan antara penduduk bumi yang melampaui batas-batas
konvensional, seperti bangsa dan Negara. Dalam prosestersebut Negara telah
dimanfaatkan dan terjadi intenfikasi kesadaran terhadap dunia, sebagai kesatuan
utuh. Dengan tidak ada lagi pembatas yang bisa dijadikan batas oleh suatu Negara
dengan begitu akan terjadi akulturasi (percampuran budaya) antara budayaBarat
dengan budaya Indonesia yang memiliki perbedaan fundamental. Barat lebih kepada
paham liberlisme (kebebasan), mereka menjunjung tinggi kebebasan termasuk
kebebasan mengekspresikan hidup. Sedangkan Indonesia lebih berpegang teguh
kepada nilai-nilai atau norma-norma agama, yang diyakini sebagai pegangan
hidup. Fatalnya remaja pada masa sekarang tidak dapat memfilter budaya-budaya
Barat yang merusak kehidupannya, semua budaya Barat diadopsi sebagai suatu
nilai atau norma dalam menjalankan kehidupan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar